Aku merintih ......
merintih dalam kesedihan, kesendirian
Tidak berkawan, tidak
berteman
Kesusahan mendera kalbu
Kesulitan terbantang
Permasalahan terhidang di
depan mata
Bayangan diriku adalah
hamba sahaya pengikut setia
Namun, ..........
Adakah ia, pengikutku bisa
menolongku ........ TIDAK
Adakah
......... adakah aku kehilangan iman Islamku
Ya Allah, aku mohon
ampunan-Mu. Astaqfirullah
Al-Baqarah
(2): 257
“Allah adalah kawan orang yang beriman.
– Dia mengeluarkan mereka dari gelap kepada terang. Adapun kaum kafir kawan
mereka ialah setan yang mengeluarkan mereka dari terang kepada gelap. Mereka
adalah kawan Api; mereka menetap disana”
Surat
AS-Sajadah (32); 18, 19
“Apaka orang beriman seperti orang yang
durhaka? Mereka berbeda”
“Adapun orang yang beriman dan berbuat
baik, mereka memperolah Taman, sebagai tempat berteduh - suatu jamuan karena apa yang mereka lakukan”
Allah mengeluarkan hamba-Nya dari
kegelapan, kegelisahan, keraguan, baik musibah-musibah, ataupun berupa
kesusahan, asal mereka itu beriman,
berbuat baik, dan ganjarannya menuju terang karena mendapatkan sinar Ilahi
Robbi. Itulah ganjaran surga bagi mereka
yang beriman. Subhanallah
Bagaimanakah kita mampu beriman?
“Berman adalah merupakan keyakinan yang
sebenarnya yang tertanam dalam kalbu kita dan selanjutnya mempraktekan atau
disebut mengamalkan asas-asas yang diletakkan oleh Tuhan bagi kebaikan manusia
dengan mencotoh Muhammad, Rasul Allah sebagai panutan hidup manusia. Apabila
manusia mengambil asas-asas Qur’an Suci tentang peradaban dan kehidupannya dan memakainya sebagai pedoman hidup, In shaa
Allah ia pasti memetik buah kesuksesan hidup dunia dan akhirat.”
Surat
Ath-Thallaq (65); 10
“Allah telah menyiapkan bagi mereka
siksaan yang dahsyat, maka bertaqwalah kepada Allah wahai orang-orang yang
berakal, yang beriman. Sesungguhnya Allah telah menurunkan Juru Ingat
kepada kamu”
Surat
Yunus (10); 36
“Dan kebanyakan mereka tak mengikuti
apapun kecuali selain dugaan. Sesungguhnya dugaan itu tak berguna sedikitpun
melawan Kebenaran. Sesungguhnya Allah itu Yang Maha-tahu apa yang mereka
kerjakan”
Dengan
mengacu pada kedua ayat di atas, bahwa beriman itu tidak hanya berkeyakinan
saja namun harus ada pemahaman yang merupakan proses keyakinan dengan
menggunakan kecerdasan yaitu akal. Bukan sekedar ikut-ikutan atau menggunakan
dugaan-dugaan. Allah berfirman bahwa ikut-ikutan dan persangkaan tidak
sedikitpun mencapai kebenaran yang hakiki, banyak salahnya dari pada benarnya.
Kebanyakan
kita berpendapat, apabila sudah termasuk kedalam Rukun Iman, maka kita tidak
perlu lagi mempertimbangkan secara akal. Kita percaya saja, sebab itu Rukun
Iman. Meyakini dengan cara seperti itu tanpa mempertimbangkan dan mecari dengan
kecerdasan atau akal kita yang dianugerahi Allah, maka kita tidak akan
mendapatkan suatu keyakinan atas “beriman”
yang akan In shaa Allah berpatri di dalam kalbu dan melaksanakan konsep
keimanan dalam hidup kita namun hanya “percaya”
saja bukan suatu keyakinan yang hakiki.
Jadi,
sekali lagi, bahwa keimanan itu adalah keyakinan yang kita peroleh dengan menggunakan seluruh potensi akal
dengan diikuti mata hati kita. Begitulah yang diajarkan oleh Allah yang
Maha-agung dan luas kekuasaan-Nya, lewat firman-Nya dalam ;
Surat
An-Anbiyaa (21); 56
“Ia (Ibrahim) berkata: Tidak, malahan
Tuhan kamu Tuhannya langit dan bumi, Yang menciptakan itu; dan aku adalah
yang nenjadi saksi atas itu”
Berdasarkan
firman di atas, Allah mendorong kita untuk bisa memberikan bukti atas keyakinan
kita ‘bukan dogmatis dan bukan pula
doktrin’
Maka dari itulah bila kita menyatakan ‘beriman kepada Allah’, kita berkewajiban
meyakini dengan sepenuh hati baik dengan kecerdasan akal kita, mata jelanjang
kita maupun mata hati kita. Lihatlah
saudaraku, jasmani kita yang Allah karuniakan dengan segala kesempurnaan dan
ditiupkan ruh, juga pandanglah sekitar kita dan tak lupa alam semesta ini yang
luasnya, indahnya, rasanya tak terjangkau kecuali dengan iman kita, maka kia
akan berseru dengan segenap hati bahwa:
Allah itu Ada.
Allah itu Maha-kuasa
Allah
itu Maha-agung
Allah
itu Maha-mengendalikan segala peristiwa di alam semesta
Allah itu adalah Sang Pencipta.
Pemelihara dan Sang Penyempurna
Allah dengan segala sifat-sifat yang
agung yang dianugerahkan kepada semua hamba-Nya
Allahuakbar
Banyak kita jumpai atau diri kita sendiri mengaku beriman
yang tidak melanjuti keimanan, karena sebenarnya tidak benar-benar yakin akan
Allah dengan segala Keangungan-Nya. Lihatlah mereka yang benar-benar yakin
dalam beriman; mereka itu tahu bukti dan alasan mengapa mereka beriman, karena
dengan beriman itu mereka yakin dengan imannya itu akan membawa pada
keberhasilan dan kebahagiaan hidup sekarang maupun nanti di akhirat.
Amiin
Ya Rabb al-‘Alamin.
Apabila kita sebagai pengikut Muhammad mempunyai iman
seperti yang digambarkan di atas, insyaAllah keimanan kita akan sangat kuat dan
berakar di dalam kalbu. Ini akan menimbulkan keinginan bahkan kerinduan yang
sangat untuk menjalankan perintah Allah dengan hati penuh keyakinan akan
datangnya kebahagiaan yang hakiki.
Dengan
iman kita akan menjadi teman Allah
Untuk
menjadi kawan Allah (QS. 2; 257) hamba-Nya harus mempunyai iman. Jadi beriman itu sesuatu yang sangat
penting karena tujuan hidup kita adalah dekat dengan Allah Yang Maha-kasih dan
Pemberi karunia yang tidak pernah berhenti.
Dengan mata hati, marilah kita cerna
ayat di bawah ini dan In shaa Allah jiwa yang penuh imanpun akan merasakan rasa
syukur yang tak terbilang banyaknya sebab janji Allah yang mesti benar dalam
frman-Nya Surat Al-Bayyinah (98); 8
“Ganjaran mereka di sisi Tuhan mereka
ialah Taman kekekalan yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, menetap di sana
selama-lamanya. Allah berkenan kepada mereka dan mereka juga berkenan
kepada-Nya. Itu adalah bagi orang yang takut kepada Tuhannya”
Ya
Allah, tanamkan iman dalam kalbuku ini untuk mendapatkan surga kekekalan.
Amiin, Ya Rabb al-‘Alamin
Marilah kita ingat, renungkan dan cerna
makna firman Allah yang dijanjikan serta diberikan kepada seluruh hamba-Nya
yang berkeinginan mendapatkan karunia Allah berupa iman dan dekat kepada-Nya:
·
“Allah
adalah kawan orang yang beriman. – Dia mengeluarkan mereka dari gelap kepada
terang. ......”” Surat Al-Baqarah (2): 257
·
‘Allah
adalah cahaya langit dan bumi......” Surat An-Nur (24): 35
·
“Itu
berada dalam rumah yang diizinkan oleh Allah untuk diluhurkan, yang di sana
diingat nama-Nya. Di sana (orang) memahasucikan Dia pada pagi dan petang hari” Surat
An-Nur (24): 36
Subhanallah.
Alangkah cintanya Allah kepada siapapun
yang beriman dan yang selalu mengumandangkan memuji dengan nama-Nya baik pagi
maupun petang hari, Allah mengeluarkan dari kegelapan kepada terang, dan hidup
kita tidak akan hambar dalam menyongsong indahnya kehidupan karena Allah
semata. Hati, jiwa dan pengamalannya dipenuhi dengan iman yang terpatri dalam
kalbu.
Allahuakbar