Jauhilah syirk dalam hidupmu

Surat Al-Ikhlas (112) ; 1 – 4
Dengan nama Allah, Yang Maha-pemurah, Yang Maha-pengasih.
1.    Katakan: Dia, Allah, dalah Esa
2.    Allah ialah yang segala sesuatu bergantung kepada-Nya
3.    Ia tak berputra, dan tak diputrakan
4.    Dan tak ada satupun yang menyerupai Dia

Hamba-hamba-Ku
Mengapa engkau tetap ragu-ragu wahai hamba-Ku
            Firman-Ku adalah suatu kebenaran
Janganlah engkau tinggalkan Kitab Suci penuntunmu yang penuh berkah dan rahmat-Ku
Ketahuilah tidak ada Kitab Suci sesempunra Kita Suci-Ku, Al Qur’an
            Salam dan salawat jangan pula engkau tinggalkan bagi Rasul-Ku
Ditangan kanan digegamnya Qur’an dan ditangan kiri digegam tanganmu menuju surga
Surga yang ditawarkan kepadamu adalah kenikmatan dunia dan akhirat
Jangan engkau lepas tangan Rasul Muhammad yang penuh kasih demi menyelamatkan kamu dari setan yang terkutuk
Serulah nama Tuhanmu Yang Esa itu dengan nama-nama-Nya yang agung
Teguhkan tauhidmu, .... di dalamnya mengandung pengakuan dan keyakinanmu atas ke Kesaan Allah, Yang Maka-pemurah dan Maka-penyayang
Dan jauhilah syirk, karena menyembah tuhan selain Allah akan menjauhkan engkau dari kasih sayang Allah dan dosa besar ada dipundakmu        
Hilangkan syirk, maka pintu surgamu terbuka  ........dan ketahuilah .....
            Engkau SELAMAT DARI SYIRK
Amiin, Ya Rabb al-‘Alamin

Apakah Syirk itu?
Surat Al-Ikhlas ini menyatakan di dalamnya tentang Ke-esaan Allah dan syirk yang kaum Muslimin harus hindari:
(Ayat 1); Katakan: Dia, Allah, adalah Esa
Lawan makna dari tahuid ialah syirk. Marilah kita resapi dahulu makna kalimat tahuid pada ayat 1 tentang Keesaan Allah yang sangat penting buat kita yaitu la ilaaha illalah. Tauhid itu mengandung arti bahwa Allah itu Esa dhat-Nya, Esa sifat--Nya, dan Esa af’al-Nya (Esa perbuatan-Nya), agar kita bisa menjaga diri dari syirk yang mungkin datang tanpa kita ketahui.
Esa dhat-Nya : ialah tidak ada Tuhan lebih dari satu dan tidak ada sekutu bagi Allah.
Esa sifat-Nya : berarti mengandung makna bahwa tak ada Dhat lain yang memiliki satu atau lebih sifat-sifat ketuhanan yang sempurna.
Esa af’al-Nya : ini mengandung arti bahwa tak seorangpun dapat melakukan pekerjaan yang telah dikerjakan oleh Allah, atau mungkin akan dilakukan oleh Allah.
Disini tertera Keesaan Allah yang mutlak yang menumbangkan segala kemusyrikan.
(Ayat 2); Allah ialah yang segala sesuatu bergantung kepada-Nya
Kalam ini menyatakan bahwa hanya Tuhan yang kepada-Nya dimohon pertolongan atas segala keperluan, sehingga segala sesuatu memerlukan Dia, tetapi Dia tidak memerlukan siapapun. Pernyataan ini menolak adanya ajaran bahwa ruh dan benda itu sama kekalnya seperti Tuhan. Ajaran ini banyak di India, sedangkan Nabi Suci tak mengenalnya.          
(Ayat 3) Ia tak berputra, dan tak diputraka
Ayat ini menerangkan kekeliruan suatu agama yang menggambarkan Tuhan sebagai ayah atau anak. Ketahuilah dan yakinlah dengan sepenuh hati Allah itu esa.
(Ayat 4) Dan tak ada satupun yang menyerupai Dia
Ayat ini menolak ajaran semacam inkarnasi (Tuhan menjelma), yang menyamakan manusia biasa dengan Tuhan.

Bahaya Syirk
Dalam Kitab Suci, kata syirk digunakan dalam arti mempersekutukan Tuhan lain dengan Allah, baik persekutuan itu mengenai dzat-Nya, sifat-Nya ataupun af’al-Nya, maupun ketaatan yang seharusnya ditujukan hanya kepada-Nya saja. Dan Qur’an menyatakan bahwa syirk merupakan perbuatan dosa yang paling berat: Hal ini bisa kita lihat dalam:
 Surat Luqman (13); 13. Luqman memberi nasehat kepada putranya:
“Wahai putraku, janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah itu kejahatan besar”
Surat An-Nisa (4); 48.
“Sesungguhnya Allah tak memberi ampun jika Ia dipersekutukan dengan sesuatu, tetapi Ia memberi ampun apa saja selain itu, kepada siapa yang Ia kehendaki. Dan barang siapa mempersekutukan Allah, ia sungguh-sungguh berbuat dosa besar”
            Syirk dianggap sebagi dosa yang paling besar dikarenakan syirk itu merusak akhlak manusia sendiri. Dan menurut Qur’an Suci manusia itu adalah khalifah (wakil) Allah di bumi yang tertera dalam firman Allah:
 Surat Al-Baqarah (2); 30
Dan tatkala Tuhan dikau berfirman kepada malaikat ; Aku akan menempatkan orang yang memerintah di bumi: mereka berkata: Apakah Engkau akan menempatkan diri jika menusia mengambil mahluk lain sebagi Tuhan dan bersujud kepadanya”
Ayat ini menunjukkan bahwa manusia diberi kekuasaan untuk menjaga mahluk Allah lainnya di bumi. Diterangkan pula dalam Qur’an Suci sejelas-jelasnya bahwa munusia diciptakan untuk memerintah di dunia.
            Surat  Al-An’am (6); 165
“Dan Dia ialah Yang membuat kamu penguasa di bumi dan Yang meninggikan derajat sebagian kamu melebihi sebagian yang lain, agar Ia menguji kamu dengan apa yang Ia berikan kepada kamu .....”
Jika manusia diciptakan untuk memerintah jagat raya, dan diberi kekuasaan untuk menaklukan segala sesuatu dan mengubah itu guna kepentingan manusia, apakah tidak menurunkan derajat sendiri jika manusia mengambil mahluk lain sebagai Tuhan, dan bersujud kepada sesuatu yang sebenarnya manusia diciptakan untuk menaklukan dan memerintahkan segala sesuatu itu?

Bentuk-bentuk Syirk
            Bentu syirk dapat kita temukan dalam,
Surat Ali ’Imran (3); 64
“...... kita tak akan menyembah kepada siapapun selain Allah, dan bahwa kita tak akan menyekutukan sesuatu dengan Dia, dan bahwa sebagian kita tak akan mengambil sebagian yang lain sebagi Tuhan selain Allah......” 
1.    Meyembah sesuatu selain Allah.
Meyembah sesuatu selain Allah yaitu misalnya menyembah patung, pohon, binatang, kuburan, benda-benda langit, kekuatan alam ataupun manusia yg dianggap setengah dewa ataupun dewa, atau pula dianggap penjelmaan Tuhan
Pada waktu datangnya Islam penyembahan berhala atau patung ini paling dicela dengan kata-kata pedas. Penyembah beranggapan bahwa patung–patung dapat mendatangkan keberuntungan atau kemalangan. Zaman sekarang ini penyembah patung menganggap patung bisa untuk memusatkan pikirannya sebagai lambang Dzat Tuhan. Ini adalah pengertian salah lebih-lebih patung yang disembah itu untuk pemusatan pikirannya bukan Tuhan sebenarnya. Pada  penyembahan benda-benda alam yang merupakan dosa besar dicela oleh Qur’an adalah penyembahan kepada matahari, bulan, bintang dan seluruh benda-benda di langit juga semua kekuatan alam yang dianggap dapat mengatur nasib manuisia.
Marilah kita perhatikan Surat (41); 37.
“Dan di antara tanda bukti-Nya ialah malam dan siang dan matahari dan bulan. Janganlah kamu bersujud kepada matahari dan jangan pula kepada bulan, dan sujudlah kepada Allah yang menciptakan itu, jika kamu mengabdi kepada-Nya”  
Jadi alangkah bodohnya kita manusia yang menyembah ciptaan Allah dimana kita adalah ciptaan yang paling tinggi dari ciptaan-ciptaan Allah yang lain.
2.    Menyekutukan sesuatu dengan Allah
 Menyekutukan sesuatu dengan Allah artinya, menganggap segala sesutau itu mempunyai sifat-sifat yang sama seperti sifat Allah. Misalkan ada suatu keyakinan atau kepercayaan adanya tiga oknum ketuhanan. Ada pula kepercayaan bahwa Tuhan menciptakan kejahatan berdampingan dengan Tuhan yang menciptakan kebaikan seperti para pengikut suatu agama. Ada pula yang meyakini bahwa benda dan roh itu sama kekalnya seperti Allah dan maujud sendiri.
3.Sebagian manusia menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan
Marilah kita simak pada waktu Rosulullah menjawab pertanyaan salah seorang sahabat Beliau yang bernama Adiyy bin Hatim yang sebelumnya pemeluk agama Kristen dan masuk Islam dan terdapat dalam  Surat (9); 31
“Mereka mengambil ulama mereka dan rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah, dan (pula) Al-Masih bin Maryam. Dan mereka tiada lain hanya disuruh mengabdi kepada Tuhan Yang Maha-esa – tak ada Tuhan selain Dia. Maha-suci Dia dari apa yang mereka sekutukan”
Sebagian para musafir sepakat bahwa orang-orang itu bukanlah mengambil ulama mereka dan rahib mereka sebagai Tuhan sungguh-sungguh, namun para pengikut mereka (rahib dan ulama) mengikuti segala perintah dan larangannya secara membabi buta. Oleh sebab itu mereka digambarkan sebagai orang yang menjadikan mereka sebagai Tuhan yang tidak mempunyai kesalahan bahkan dianggap sempurna, seakan-akan mereka mempunyai derajat Ketuhanan. Sahabat Nabi Adiyy bin Hatim mengatakan bahwa mereka tidak menyembah pendeta atau rahib mereka. Selanjutnya Nabi menanyakan lagi kepada sahabatnya; “Bukankah orang-orang menganggap halal apa yang dinyatakan ulama mereka, sekalipun diharamkan oleh Allah?” Adiyypun membenarkan hal ini. Jadi kaum Muslimin yang bersikap membabi buta dalam mengikuti seperti ini terhadap ulama atau kyai mereka, ini berarti berbuat kesalahan yang sama.
Astaqfirullah. Ya Allah jauhkanlah hambamu ini dari kemusyrikan.
Bimbinglah kami sehingga jauh dari dosa yang tak terampuni.

Bagaimanakah kita mampu menjauhi syirk?
            Sebagian yang perlu menjadi pegangan hidup untuk tetap jauh kemusyrikan kita, antara lain:
1.    Komitmen kita sebagai Muslim terhadap Islam
Komitmen kita sebagai Muslim terhadap Islam haruslah dipegang teguh tidak tergoyahkan terhadap apapun. Marilah kita cerna dengan seksama;
Surat Al-‘Ashar (103); 1 - 3
(1). Demi Waktu!
(2). Sesungguhnya manusia menderita rugi,
(3). Kecuali orang-orang yang beriman dan berbuat kebaikan, dan saling memberi   nasihat tentang Kebenaran, dan saling memberi nasihat tentang kesabaran.
Berdasarkan Qur’an Suci (103; 1-3), komitmen umat Islam terhadap agamanya adalah menyangkut masalah-masalah: keimanan, pengamalan, da’wah (saling mengingatkan) dan sabar, maka tak salah lagi, meskipun waktu terus bergulir, setiap orang yang berusaha mengerjakan perbuatan baik secara permanen sampai akhir berujung dikehidupannya, maka setiap detik dia tidak akan merugi. Kita sebagai umat Muhammad wajib saling mengingatkan akan Kebenaran agama yg benar yang kita imani sebagai da’wah kita., dan diikuti nasehat kesabaran, karena menyiarkan Kebenaran pasti menghadapi berbagai kesulitan, dan jika kita tidak beriman teguh, sabar serta tabah dalam menghadapi kesukaran itu, kita tidak akan dapat melaksanakan tujuan yaitu memenangkan Kebenaran Islam.
2.    Pandangan Hidup  Muslim
Manusia muslim adalah manusia yang baik fisik maupun mental ialah muslim (tunduk patuh) kepada Sang Pencipta-nya. Manusia muslim juga yang pandangan hidupnya berorientasi kepada Islam (Islam oriented), berarti dirinya selalu menyatakan “Sejak semula saya Muslim, kinipun Muslim, bahkan hingga akhir hidupku saya tetap Muslim”            Amiin, Ya Rabb al-‘Alamin

Jadi ...... Mengapa saya  Muslim;
Keimanan yang sangat kokoh yang tertanam dalam kalbu, sebagai umat Muhammad akan dapat terhindar dari Syirk, karena disinilah ujian apapun akan dapat ditangkis; ujian berupa kesedihan ataupun nikmat-nikmat Allah yang tidak disyukuri itu akan bisa menjadi kerikil-kerikil tajam. Marilah kita cermati beberapa tanda-tanda pandangan hidup Muslim yang akan menambah ketebalan iman juga mendatangkan berkah bagi yang menjalankannya dan syetan akan lari menjauhi kita, serta pintu surga dunia dan akhirat terbuka bagi kita, yang berarti pula kita terhindar dari Syirk.
 Amiin, Ya Rabb al-‘Alamin
a.    Pedoman hidup Muslim; adalah tuntunan yang terdapat di dalam Qur’an Suci dan Sunnah Nabi. Islam adalah agama yang benar dan paling baik
Surat Ali’Imran (3); 19, 85
            “Sesungguhnya agama (yang benar) di sisi Allah ialah Islam ...... “
“Dan barang siapa mencari agama selain Islam, maka tidaklah akan diterima daripadanya dan di Akhirat ia termasuk golongan yang merugi”
b.    Tujuan hidup Muslim: untuk mencapai ridho Allah, juga mendapatkan salam (selamat, sejahtera, dan bahagia lahir dan batin) baik dalam kehiupan individu maupun dalam kehidupan keluarga dan masyarakat. Insya Allah
c.    Fungsi hidup Muslim tidak lain ialah sebagai pengemban khalifah Allah dan pengemban risalah. Sebagai khalifah Allah, manusia dengan segenap kemampuannya untuk memahami gejala-gajala alam yang diciptakan Allah untuk kemudian diolah dan dimanfaatkan bagi kesejahteraan hidupnya juga berguna bagi lainnnya.
Surat Al-An’am (6); 165
“Dan Diaialah Yang membuat kamu penguasa di bumi dan Yang meninggikan derajat sebagian kamu , .....”
Sedangkan pengemban risalah, manusia Muslim mempunyai tugas atau fungsi sebagai penerus risalah Nabi Suci yaitu mengemban tugas da’wah kepada segenap manusia kepada Kebenaran yang di wahyukan dalam Qur’an Suci.
Surat Ali’Imran (3); 104)
“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan yang menyeru kepada kebaikan, dan menyuruh berbuat benar dan melarang berbuat salah. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung”
Demikianlah dasar keyakinan Muslim yang harus dilakukan secara utuh, penuh kesadaraan serta mempunyai pandangan hidup yang Islami dalam kehidupannya di dunia demi mecapai nirwana.dan kita In shaa Allah akan terhindar dari perbuatan Syrik yang tak dapat terampuni.

Ya Allah Sang Pencipta,
            Kepada-Mu kami bersujud ......
            Dan Engkau tempat kami bergantung
            Engkau satu-satunya tujuan hidup ......  
            Ya Allah bimbinglah kami mencapai Nirwana-Mu
            Ampunan-Mu selalu kami nanti dengan hati penuh bahagia
            Tenggelamkan kemusyrikan yang datang setiap saat dari dada ......
            Dan bila saat tiba kami datang menghadap-Mu
            Khusnul khotimah menyertainya

Subhanallah

Amiin, Ya Rabb al-‘Alamin